Kamis, 05 Mei 2016

Komunitas Penggerak Olahraga Rakyat Asli Budaya Anak Indonesia

Penulis :
Drs. Chairul Umum (Sekretaris Jenderal KOTI Pusat)

Bukan anak-anak namanya kalau tidak suka bermain. Ada saja tingkahnya yang sering buat kita gemes melihatnya. Anak dahulu dengan sekarang sama saja tak ada bedanya, tetap juga anak-anak. Yang membedakan adalah zamannya. Komunitas Olahraga Tradsional Indonesia (KOTI) setiap tahunya menyelenggarakan pesta dolanan anak. Kegiatan yang terinspirasi dari peringatan Hai Anak Internasional. Dimaknai sebagai kepedulian bangsa Indonesia terhadap perlindungan dan pemenuhan hak anak Indonesia agar tumbuh dan berkembang secara optimal. Dolanan anak bukan hanya sekedar kumpul dan bermain. Sejatinya, setiap permainan tradisional yang dimainkan mengajarkan banyak perihal kehidupan. Dolanan seperti cublak cublak suweng, congklak, gobak sodor, bakiak, dan bermacam-macam permainan lainnya mengajarkan tentang sportifitas, mengatur strategi dan taktik, keimanan, kepribadian, kecerdasan, keterampilan, olahraga, olahrasa, olah pikir.

Kegiatan yang akan berkumpulnya anak-anak untuk bermain permainan tradisional ini akan diisi berbagai zona. Ada zona edukasi, pameran, hingga pasar alat permainan tradisional. Sangkin banyaknya permainan olahraga tradisional asli Bangsa Indonesia pada acara ini KOTI menggandeng Sobat Budaya, komunitas yang sedang berupaya melestaikan budaya tradisional Indonesia dengan GERAKAN SEJUTA DATA BUDAYA (GSDB) untuk mengembangkan perpustakaan Digital Budaya Indonesia, sebagai tujuan utama Sobat Budaya menjaga keaslian budaya Indonesia.

Pesta dolanan anak pada puncak akan diadakan di GOR Ciracas Jakarta Timur tanggal 22 - 24 Juli 2016 untuk level nasional. Pre Event Pesta Dolanan Anak akan dimulai di Grand Mall Bekasi tanggal 24 April 2016. Menurut Sekretaris Jenderal Choirul Umamm agenda ini akan dilaksanakan ntensif roadshow dari Mall ke Mall hingga acara puncaknya di GOR Ciracas Jakarta Timur. Walaupun berlokasi di Mall, Pesta Dolanan Anak tetap tidak meninggalkan arnanya. Pola Kampoeng (kampung) tetap melekat dengan permainan tradisional anak-anak Indonesia. Kampoeng Dolanan Anak ini merupakan ini salah satu destinasi wisata buatan, dimana adanya pertukaran informasi mengenai permainan tradisional dan budaya, agar tidak hilangnya kearifan lokal bangsa kita pada generasi masa kini. Berdasarkan pengamatan Sporto, Dolanan Anak pada tahun yang lalu yang diselenggarakan di Mall Kramat Jati Jakarta Timur bersebelahan dengan Timezona yang serba mesin. Sebuah paradoks, namun nyata. Masih Umam menjelaskan, permainan tradisional anak Indonesia memiliki filosofi tersendiri. "Hom Pim Pah Alaiyum Gambreng" bermakna melatih sikap bermusyawarah yang tinggi untuk menerima kesepakatan. Perainan Bentengan, Bakiak atau Terompah Panjang adalah permainan yang tanpa disadari mengajarkan si Anak dalam konteks team work.


KOTI berharap kegiatan tahunan ini berjalan sukses dan diprediksi akan dihadiri anak pelajar Bekasi dan Jakarta sebanyak 1000 anak. Sponsorship juga menurut KOTI masih dibuka lebar untuk menyukseskan acara yang penuh makna ini. Dalam hal lain, Olahraga Tradisional juga akan dipentaskan pada ajang Olahraga Rekreasi Tingkat Dunia TAFISA Games 2016 dimana Indonesia akan menjadi Tuan Rumah dari target 110 Negara peserta yang akan meramaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar