Kamis, 05 Mei 2016

DISPORA Kota Surabaya Melaksanakan TM Lomba Bentengan Tingkat SD dan SLTA se Surabaya 2016

Dispora Kota Surabaya, hari ini (3/5/2016), telah melaksanakan pertemuan teknik (Technical Meeting) Lomba Bentengan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK) se Surabaya Tahun 2016. Hari ini Selasa tanggal 3 Mei 2016 mulai pukul 13.00 s/d 17,15 Wib bertempat di Aula Stadion Gelora 10 Nopember Jl. Tambaksari Surabaya hadir secara langsung Kepala Bidang Olahraga Rekreasi, Kepala Seksi Olahraga Tradisional dan Umum Dinas Pemuda dan Olahraga (DISPORA) Kota Surabaya, dan seluruh panitia serta seluruh Wasit/Juri Olahraga Tradisional Bentengan yang akan bertugas selama berlangsungnya perlombaan selama empat hari mulai dari tanggal 9 s/d 12 Mei 2016 di Lapangan THOR Surabaya. Sebenarnya, Dispora Kota Surabaya sudah menjadwalkan pelaksanaan Lomba Olahraga Tradisional Bentengan SD dan SLTA se Surabaya Tahun 2016 ini akan dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola Stadion Gelora 10 Nopember Surabaya bersamaan dengan berlangsungnya Lomba FUTSAL Usia 13 Tahun se Surabaya 2016. Namun pada akhirnya menjadikan bahan pertimbangan para pimpinan di Dispora Kota Surabaya, bila dua kegiatan itu dilaksanakan secara bersama akan berdampak tidak baik, keduanya saling mengganggu. Akhirnya diptuskan bahwa pe;laksanaan dipindahkan di Lapangan Sepak Bola THOR Surabaya. Pada hari ini, Dispora Kota Surabaya melaksanakan kegiatan pertemuan teknik ini dengan tujuan memberikan penjelasan permainan dan peraturan lomba, penilaian, serta teknik pelaksanaan sistem perlombaan, yang diakhiri pengundian peserta.

Dispora Kota Surabaya sebagai penyelenggara, mengundang seluruh calon peserta keseluruh Sekolah Dasar dan SLTA se Surabaya, adapun terget jumlah regu yang diharapkan dalam pelaksanaan tahun ini adalah sebanyak 100 regu. Namun kenyataannya yang sudah mendaftar dan hadir pada pelaksanaan technical meeting hari ini (3/5/2016) adalah sebanyak 146 regu, yang terdiri dari 49 regu putra dan 39 putri dari Sekolah Dasar dan sedangkan peserta Sekolah Lanjutan Atas adalah sebanyak 31 regu putra dan 27 regu putri. Jumlah ini sudah sangat menggembirakan dan melampaui target peserta yang diharapkan. Hal ini juga dapat diartikan bahwa pelaksanaan Pelatihan Olahraga Tradisional Bentengan yang telah dilaksanakan pada bulan Februari 2016 oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surabaya sangat berhasil.

Kepala Bidang Olahraga Rekreasi Dispora Kota Surabaya, Bapak Ir. Arief Setiapurwanto sedikit memberikan arahan pada pelaksanaan technical meeting tersebut dan menyampaikan juga permohonan maaf bahwa tempat pelaksanaan harus pindah ke Lapangan Sepak Bola THOR, yang semula akan dilaksanakan di Stadion Gelora 10 Nopember Surabaya. Setelah memberikan beberapa arahan dan semangat kepada peserta, beliau kemudian langsung membuka secara resmi pelaksaaan pelaksanaan kegiatan. Setelah itu, acara dilanjutkan penyampaian pedoman secara umum pelaksanaan lomba oleh Kepala Seksi Umum dan Olahraga Tradisional Dispora Kota Surabaya, Bunda Indah panggilan akrabnya. Beliau menyampaikan peraturan secara umum terkait dengan batasan usia, ketentuan seragam, dan menganjurkan kepada seluruh peserta wajib hadir pukul 06,00 Wib untuk mengikuti Upacara Pembukaan, mengingat bahwa pada pelaksanaan Lomba Bentengan tersebut Ibu Walikota Surabaya, Ibu Dr. (H.C.) Ir. Tri Rismaharini M.T, berkenan untuk membuka secara langsung. Jadi tidak hanya peserta dari Sekolah Dasar saja tetapi juga termasuk peserta dari Sekolah Lanjutan Atas (SMA/SMK) untuk wajib hadir. Selain itu, Bunda juga menyampaikan bahwa apabila ada peserta yang kurang siap dalam permainan ini dan ingin mengundurkan diri sebaiknya pada saat Technical Meeting hari ini bisa disampaikan, agar segala sesuatu yang sudah dipersiapkan tidak menjadikan mubazir. Ada hal yang sangat penting selalu beliau ingatkan, yaitu hendaknya seluruh peserta wajib hadir pada pelaksanaan upacara pembukaan. Walaupun peserta untuk kategori SLTA perlombaannya baru akan dimulai pada tanggal 11 Mei 2016 tetapi menjadi kaharusan hadir pada pelaksanaan acara pembukaan tersebut. Sebelum mengakhiri arahannya, beliau menambahkan bahwa semua peraturan permainan yang telah ditetapkan pada pelaksanaan technical meeting ini menjadi acuan dalam pelaksanaannya besok di lapangan dan bagi peserta Bentengan yang tidak hadir dalam pelaksanaan technical meeting ini tidak akan ditanggapi apabila melakukan protes kepada wasit dan hakim garis.

Penjelasan secara teknik terkait dengan peraturan permainan olahraga tradisional "Bentengan" ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Umum KOTI (Komunitas Olahraga Tradisional Indonesia) Jawa Timur, Ir. Biasworo Adisuyanto Aka, MM dan didampingi Wakil Ketua I KOTI Jawa Timur, I Wayan Sudarma, S.Pd. Beberapa hal yang disampaikan adalah sebagai berikut :
(1) Jumlah peserta dalam satu regu (2) wajib menggunakan seragam (3) ukuran area permainan (4) aturan permainan (5) Mekanisme pergantian pemain (6) Penulisan nama regu dalam form sheet score (7) Kapten regu wajib menggunakan tanda (8) Penilaian dan penentuan pemenang (9) peraturan terkait dengan hukuman dan sanksi yang diberikan kepada pemaian. Semua pertanyaan dari peserta dapat dijawab dan diselesaikan dengan baik yang pada akhirnya menjadikan kesepakatan bersama untuk ditetapkan sebagai peraturan permainan pada saat lomba nantinya. Acara terakhir pada pelaksanaan technical meeting ini adalah pelaksanaan drwawing penetapan urutan pemain dengan cara pengundian, dan dipimpin secara langsung oleh I Wayan Sudarma, S.Pd., MM sampai dengan pukul 17.15 Wib.





Komunitas Penggerak Olahraga Rakyat Asli Budaya Anak Indonesia

Penulis :
Drs. Chairul Umum (Sekretaris Jenderal KOTI Pusat)

Bukan anak-anak namanya kalau tidak suka bermain. Ada saja tingkahnya yang sering buat kita gemes melihatnya. Anak dahulu dengan sekarang sama saja tak ada bedanya, tetap juga anak-anak. Yang membedakan adalah zamannya. Komunitas Olahraga Tradsional Indonesia (KOTI) setiap tahunya menyelenggarakan pesta dolanan anak. Kegiatan yang terinspirasi dari peringatan Hai Anak Internasional. Dimaknai sebagai kepedulian bangsa Indonesia terhadap perlindungan dan pemenuhan hak anak Indonesia agar tumbuh dan berkembang secara optimal. Dolanan anak bukan hanya sekedar kumpul dan bermain. Sejatinya, setiap permainan tradisional yang dimainkan mengajarkan banyak perihal kehidupan. Dolanan seperti cublak cublak suweng, congklak, gobak sodor, bakiak, dan bermacam-macam permainan lainnya mengajarkan tentang sportifitas, mengatur strategi dan taktik, keimanan, kepribadian, kecerdasan, keterampilan, olahraga, olahrasa, olah pikir.

Kegiatan yang akan berkumpulnya anak-anak untuk bermain permainan tradisional ini akan diisi berbagai zona. Ada zona edukasi, pameran, hingga pasar alat permainan tradisional. Sangkin banyaknya permainan olahraga tradisional asli Bangsa Indonesia pada acara ini KOTI menggandeng Sobat Budaya, komunitas yang sedang berupaya melestaikan budaya tradisional Indonesia dengan GERAKAN SEJUTA DATA BUDAYA (GSDB) untuk mengembangkan perpustakaan Digital Budaya Indonesia, sebagai tujuan utama Sobat Budaya menjaga keaslian budaya Indonesia.

Pesta dolanan anak pada puncak akan diadakan di GOR Ciracas Jakarta Timur tanggal 22 - 24 Juli 2016 untuk level nasional. Pre Event Pesta Dolanan Anak akan dimulai di Grand Mall Bekasi tanggal 24 April 2016. Menurut Sekretaris Jenderal Choirul Umamm agenda ini akan dilaksanakan ntensif roadshow dari Mall ke Mall hingga acara puncaknya di GOR Ciracas Jakarta Timur. Walaupun berlokasi di Mall, Pesta Dolanan Anak tetap tidak meninggalkan arnanya. Pola Kampoeng (kampung) tetap melekat dengan permainan tradisional anak-anak Indonesia. Kampoeng Dolanan Anak ini merupakan ini salah satu destinasi wisata buatan, dimana adanya pertukaran informasi mengenai permainan tradisional dan budaya, agar tidak hilangnya kearifan lokal bangsa kita pada generasi masa kini. Berdasarkan pengamatan Sporto, Dolanan Anak pada tahun yang lalu yang diselenggarakan di Mall Kramat Jati Jakarta Timur bersebelahan dengan Timezona yang serba mesin. Sebuah paradoks, namun nyata. Masih Umam menjelaskan, permainan tradisional anak Indonesia memiliki filosofi tersendiri. "Hom Pim Pah Alaiyum Gambreng" bermakna melatih sikap bermusyawarah yang tinggi untuk menerima kesepakatan. Perainan Bentengan, Bakiak atau Terompah Panjang adalah permainan yang tanpa disadari mengajarkan si Anak dalam konteks team work.


KOTI berharap kegiatan tahunan ini berjalan sukses dan diprediksi akan dihadiri anak pelajar Bekasi dan Jakarta sebanyak 1000 anak. Sponsorship juga menurut KOTI masih dibuka lebar untuk menyukseskan acara yang penuh makna ini. Dalam hal lain, Olahraga Tradisional juga akan dipentaskan pada ajang Olahraga Rekreasi Tingkat Dunia TAFISA Games 2016 dimana Indonesia akan menjadi Tuan Rumah dari target 110 Negara peserta yang akan meramaikan.

KOTI Pusat Menggelar Focus Group Discution 2016

Penulis :
Biasworo Adisuyanto Aka
ditulis di Jakarta Timur, 19 Maret 2016

Komunitas Olahraga Tradisional Indonesia (KOTI) mengadakan Focus Group Discussion tentang Pola Pengembangan Olahraga Tradisional di Indonesia pada tanggal 19 Maret 2016 di Stadion GOR Ceras Jakarta Timur. Diharapkan dari FGD ini dapat menghasilkan rumusan dan langkah strategis dalam rangka mengangkat harkat dan martabat olahraga tradisional. Dimulai acara ini, pemberian sambutan yang disampaikan oleh Ketua Umum KOTI, Bapak Suherman, S,Sos. Disampaikan bahwa hadirnya peserta FGD menjadi wujud rasa cinta kita terhadap Olahraga Tradisional. Dilengkapi dengan penyampaian prolog dari Sekretaris Jenderal Choirul Umam, yang menyatakan bahwa "Olahraga Tradisional adalah merupakan kearifan lokal disetiap daerah yang harus dijaga dan dilestarikan", atas dasar cinta dan kesadaran pengurus KOTI Pusat sepakat untuk mengangkat isu Nasional yang dimana akan menjadi fokus dalam satu sampai dua tahun kedepan.

Ketua Umum KOTI Suherman, S,Sos menggunakan
baju abu abu Seragam KOTI, disebelah kanan Kepala Bidang Olahraga
Tradisional Kemenpora RI, Bp. Arman menggunakan
kemeja Abu abu gelap (tengah)
Focus Group Discussion yang dihadiri oleh Ketua Umum KOTI Pusat, Suherman, S,Sos, Kepala Bidang Olahraga Tradisional Kemenpora RI, Bapak Arman, perwakilan KOTI Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta berlangsung sangat seru dan menarik. Menariknya diskusi kali ini dikarernakan masing-masing berbagi kegiatan yang telah dilakukan oleh setiap provinsi. Provinsi Jawa Timur yang diwakili oleh Biasworo Adisuyanto Aka selaku KOTI Jawa Timur menyampaikan bahwa Jawa Timur, khususnya Kota Surabaya punya banyak pengalaman yang bisa di shere kan dalam FGD tersebut. Kompetisi dan beberapa kegiata pelatihan yang sering dilaksanakan Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surabaya menjadikan konsep pembangunan olahraga tradisional di Kota Surabaya berjalan sangat baik. Bahkan kegiatan lomba-lomba yang dilaksanakan di Kota Surabaya, diawali pelaksanaannya dari tingkat Kecamatan-kecamatan dan berakhir pada pelaksanaan tingkat Kota Grand Finalnya. Konsep yang dibangun oleh Dispora Kota Surabaya ini melahirkan kerjasama sponsorship yang sangat luar biasa. Secara otomatis, kegiatan yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat kecamatan sampai tingkat kota bahkan Jawa Timur ini melahirkan semangat bagi seluruh masyarakat untuk ikut melestarikan olahraga tradisional ini secara baik. Olerh sebab itu, apabila KOTI Pusat berkenan melahirkan bentuk kegiatan sebagai ikon nasional dalam bentuk "Pekan Olahraga Tradisional Tingkat Nasional (POTNAS) dapat dilaksanakan secara baik, maka seluruh komponen bangsa akan terfokus pada pengembangan olahraga tradisional ini secara serempak.

Berbeda dengan Jawa Timur, Provinsi Jawa Barat pun punya sisi pengalaman yang sangat luar biasa dalam pembinaan, pengembangan, dan pelestarian olahraga teradisional di Jawa Barat, yaitu telah berhasil melakukan pengembangan akat sumpitan menjadi lebih bernilai ekonomis dan mudah digunakan. "di Jawa Barat khususnya Kota Bandung untuk olahtraga tradisionasl di gunakan sebagai sarana meningkatkan partisipasi masyarakat" begitu kata Pak Asep dari perwakilan KOTI Jawa Barat.


Kekuatan luar biasa akan dihimpun oleh 4 (empat) provinsi yang hadir pada pelaksanaan FGD pagi tadi. Empat cabang olahraga tradisional yang selama ini selalu diperlombakan akan dikaji dan dikembangkan agar kedepannya bisa menjadi salah satu cabang olahraga prestasi, yaitu untuk jenis HADANG. Masing-masing daerah akan berusaha untuk membuat perlombaan yang berjenjang dari tingkat Kecamatan hingga provinsi, yang selanjutnya pada tahun 2017 nanti InsyaAllah tepatnya dibulan Mei 2017, Komunitas Olahraga Tradisional Indonesia (KOTI) akan membuat sebuah pesta olahraga tradisonal berskala nasional sebagai bentuk hasil kesepekatan bersama dalam FGD KOTI 2016 di GOR CERAS Jakarta Timur pagi tadi dan event tersebut diberi nama "Pekan Olahraga Tradisional Nasional, atau disingkat dengan nama "POTNAS".



Olahraga Tradisional Bentengan Menjadi Pilihan DISPORA Kota Surabaya Untuk Digelar SD dan SLTA Se Surabaya Tahun 2016

Penulis :
Biasworo Adisuyanto Aka
Narasumber :
Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surabaya

Permainan "Bentengan" atau benteng-bentengan merupakan jenis olahraga tradisional yang sangat digemari sebagai permainan mengisi waktu luang anak-anak pada masa waktu yang lalu. Permainan olahraga tradisional ini sudah hampir punah dan tidak menjadi pilihan permainan bagi anak-anak pada masa sekarang ini. Mendengar sebutan "benteng" terbersit pemahaman dalam pemikiran kita sebuah bangunan tembok yang sangat kokoh, sangat tebal dan kuat, serta dikelilingi parit-parit yang sangat lebar. Membawa kita kemasa jaman kerajaan, dan di dalam benteng tersebut terdapat sejumlah pasukan dengan kelengkapan perangnya dan berpakaian seragam lengkap. Pada setiap sudut dan gang-gang benteng terlihat hilir mudik beberapa orang prajurit yang sedang bertugas jaga.

"Bentengan" dalam permainan olahraga tradisional ini bukan merupakan bangunan kokoh pada jaman kerajaan dulu, tetapi menjadi bagian modifikasi yang terinspirasi dengan kondisi pada jaman kerajaan tersebut. Sejarah perkembagan permainan benteng ini tidak diketahui dengan pasti, yang jelas sejak masa anak-anak dan dimasa generasi kakek dan nenek permain ini sudah dikenal, digemari dan dimainkan oleh rakyat. Menurut  data-data yang diperoleh bahwa permainan yang hampir bersamaan dengan permainan ini ada juga di daerah lainnya seperti   di :
1. Propinsi Lampung nama permainannya, main benteng,gamit tikam,
2. Propinsi Jambi namanya merebut benteng
3. Propinsi Kalimantan Tengah namanya tawanan
4. Propinsi NTT namanya hakdiuk lise
5. Propinsi Bengkulu namanya sekejar
6. Daerah Khusus Ibu Kota Jakata namanya "Benteng"

Bahwa sesungguhnya bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghormati, mengagumi kebudayaannya sendiri serta dapat pula mengembangkan dan melestarikannya. Hal ini tidak dapat kita pungkiri, sebagaimana yang pernah kita baca dan mempelajari sejarah bangsa-bangsa yang terbesar di dunia, kebudayaanya akan mercerminkan nilai bangsanya. Oleh sebab itu Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surabaya menyadari pentingnya tetap menjaga dan melestarikan semua jenis permainan olahraga tradisional sebagai aset bangsa. Keinginan kuat Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surabaya untuk tetap menjaga dan melestarikan semua permainan olahraga tradisional tersebut adalah dengan memberikan motivasi kepada Warga Kota Surabaya dengan melalui sebuah even perlombaan.

Menyadari bahwa olahraga asli/tradisonal merupakan kekayaan budaya yang berharga yang perlu kita kembangkan dan lestarikan dalam rangka memelihara tata nilai kehidupan bangsa. Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surabaya akan menggelar kegiatan "Lomba Benteng Bentengan Pelajar se Surabaya" yang rencanya akan dilaksanakan pada tanggal 9 s/d 12 Mei 2016 di Lapangan Sepak Bola Stadion 10 Nopember, Jl. Tambaksari Surabaya. Kategori peserta pada lomba benteng bentengan ini adalah pelajar Sekolah Dasa (SD) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) se Surabaya. "Kegiatan pada tahun ini hanya untuk SD dan SMA negeri maupun swasta mengingat bahwa untuk kategori SMP sudah diperlombakan pada tahun 2015 yang lalu. Saat ini lebih dikhususkan kepada pelajar SD dan SMA" kata Bunda Indah nama panggilan akrab salah satu pejabat yang menangani Olahraga Tradisional di Kota Surabaya. Beliau adalah Kepala Seksi Olahraga Tradisional Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surabaya, Indah Sriutami, SE, MM.

Persiapan sudah dilakukan dengan baik, dan direncanakan Bunda Indah akan mengumpulkan seluruh Wasit/Juri olahraga tradisional Benteng Bentengan ini pada tanggal 20 April 2016. Pada pertemuan tersebut dengan tujuan utama sebagai upaya penyegaran dan kelengkapan data persyaratan pemenuhan kelengkapan sertifikat. Setelah pertemuan tersebut, Bunda Indah juga sudah menjadwalkan pelaksanaan Technical Meeting (TM)/pertemuan teknik yaitu pada tanggal 3 Mei 2016 pukul : 13.00 Wib di Aula Stadion Gelora 10 Nopember Surabaya.

SEMOGA SUKSES & LANCAR !!!