Jumat, 03 Juni 2016

Invitasi Olahraga Tradisional Se Jawa Timur ke 4 Tahun 2016 di Kabupaten Tuban

Penulis  : 
Biasworo Adisuyanto Aka

Beberapa waktu yang lalu, tepatnya pada hari minggu (15/05/2016) yang lalu, Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provensi Jawa Timur menggelar kembali kembali Invitasi Olahraga Tradisional Tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2016 di Kabupaten Tuban. Kegiatan ini merupakan agenda rutin Dispora Provinsi Jawa Timur setiap dua tahun sekali, yaitu pada tahun genap. Kali ini merupakan kegiatan yang ke empat  kalinya, yang sebelumnya pernah dilaksanakan di Kab. Sampang tahun 2010, Kab. Jember Tahun 2012, Kab. Blitar Tahun 2014 dan Kab. Tuban Tahun 2016 ini adalah yang keempat kalinya. Kegiatan ini juga merupakan kegiatan yang berjenjang, artinya bagi peserta yang mampu menjadi yang terbaik akan mendapat prioritas utama mewakili Provinsi Jawa Timur berlaga di tingkat yang lebih tinggi lagi, yaitu Invitasi Olahraga Tradisional Tingkat Nasional.  
  
Kabupaten Tuban berkenan menjadi tempat diselenggarakan Invitasi Olahraga Tradisional Tingkat Jawa Timur ke 4 Tahun 2016 ini sudah jauh hari, bahkan Pemerintah Kabupaten Tuban juga bersedia mensukseskan kegiatan ini dengan mendukung fasilitas lapangan dan peralatan yang dibutuhkan dalam perlombaan/ pertandingan pada kegiatan tersebut. Kepala Seksi Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Tuban, Rosul mengatakan bahwa pihak Dispora Provinsi Jawa Timur memang telah menunjuk Kabupaten Tuban untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut. Untuk itu sejak satu bulan terakhir ini, Disdikpora Kabupaten Tuban mempersiapkan dan selalu berkoordinasi secara baik, guna mensukseskan acara besar skala Jawa Timur ini.

Sebagai alternatif pilihan terbaik, Disdikpora Kabupaten Tuban telah memilih Area lapangan Gedung Olahraga (GOR) Rangga Jaya Anoraga Tuban. Selain memang tempat itu merupakan lokasi olahraga, kondisi area tersebut mempunyai lapangan rumput hijau yang sangat luas dan sangat layak untuk mernjadikan lokasi penyelenggaraan Invitasi Olahraga Tradisional se Jawa Timur ke 4 Tahun 2016. Hasil tinjauan Dispora Provinsi Jawa Timur beberapa waktu yang lalu juga menyatakan bahwa lokasi yang menjadi tawaran terbaik Kabupaten Tuban sudah sangat layak. "lokasi area lapangan Gedung Olahraga (GOR) Rangga Jaya Anoraga Tuban sangat layak untuk diselenggarakannya kegiatan Invitasi olahraga tradisional se Jawa Timur nantinya" kata Sukarnaen, Kepala Seksi Pelestarian dan Pengembangan Olahraga Tradisional Dispora Provinsi Jawa Timur saat meninjau lokasi. Selain keberadaan lapangan rumput hijaunya rata, juga disekelilingnya dapat dipakai untuk pemasanagan tenda-tenda peserta dari Kabupaten/Kota se Jawa Timur" tambahnya disela tinjauan beberapa waktu yang lalu bersama beberapa orang stafnya.

Technical Meeting (TM) dilaksanakan satu hari sebebelum pelaksanaan pertandingan/ perlombaan, yaitu dilaksanakan hari Sabtu tanggal 14 Mei 2016 di Aula Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tuban. Technical meeting dipi,pim langsung oleh Kepala Bidang Pengembangan Olahraga Rekreasi Dispora Provinsi Jawa Timur, Ibu Harti'in dan didampingi Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tuban, Wakil Ketua Umum I dan Sekretaris Umum Persatuan Olahraga Tradisional Seluruh Indonesia (POTSI) Jawa Timur, I Wayan Sudarma, S,Pd, MM dan Ir. Biasworo Adisuyanto Aka, MM. Walaupun dalam pelaksanaannya sempat terjadi ketegangan terkait dengan usulan perubahan penetapan ditiadakannya cadangan untuk permainan dagongan, egrang dan terompah panjang tetapi dapat diselesaikan dengan cara musyawarah mencapai mufakat. Kontingen Kota Surabaya yang semula sangat menolak atas ditiadakannya cadangan untuk ketiga jenis cabang olahraga tradisional tersebut, namun pada akhirnya menyetujui dengan bersedia menandatangani berita acara yang dibuat oleh panitia pelaksana.

Daftar Peserta
Invitasi Olahraga Tradisional Se Jawa Timur ke IV Tahun 2016
Di Kabupaten Tuban


Pada keesokan harinya, minggu tanggal 15 Mei 2016 acara pembukaan dilaksanakan di lapangan Rangga Jaya Anoraga Kabupaten Tuban. Sebagaimana rencana, tepat pukul 07.30 wib acara pembukaan dimulai. Wakil Bupati Tuban berkenan hadir dan memberikan kata sambutan sekaligus membuka Invitasi Olahraga Tradisional se Jawa Timur ke 4 Tahun 2016 yang ditandai dengan pemukulan Gong dan pelepasan balon udara. Dua puluh Kontingen Kabupaten/Kota se Jawa Timur secara keseluruhan hadir dan mengikuti jalannya upacara ini secara tertib. Pada acara pembukaan tersebut, laporan ketua panitia disampaikan langsung oleh Kepala Bidang Pengembangan Olahraga Rekreasi, Ibu Harti'in yang menitik beratkan kepada maksud, tujuan, dan sasaran kegiatan.

Usai pembacaan laporan ketua panitia, Wakil Bupati Tuban memberikan kata sambutan. Dalam sambutannya menyampaikan bahwa Olahraga tradisional merupakan jenis olahraga yang sudah ada, tumbuh dan berkembang di masyarakat sejak jaman dahulu, diperkirakan sudah ada sejak jaman kerajaan dan mengalami alkulturasi pada jaman penjajahan. Olahraga tradisional merupakan olahraga yang sederhana, mudah dimengerti/ dipelajari, biayanya relative murah dibandingkan dengan olahraga modern karena sedikit menggunakan perlengkapan dan peralatan yang dapat dibuat sendiri serta dapat dimainkan di arena terbuka dan tertutup.

Kami sebagai tuan rumah yang ditunjuk oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur berupaya maksimal menyukseskan kegiatan berskala Jawa Timur ini. Beberapa tenda Pemerintah Kabupaten Tuban yang kami miliki juga sudah kami upayakan penggunaannya, dan sebagaimana hasil koordinasi bahwa bentuk penyelenggaraan kegiatan ini sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Invitasi Olahraga Tradisional se Jawa Timur yang ke 4 Tahun 2016 ini juga mempertandingkan 4 (empat) jenis cabang olahraga tradisional, yaitu Hadang (regu putri), Egrang (regu putra), Dagongan (regu putri), dan Terompa Panjang (rehu putra), dan satu tambahan sebagai exibition adalah jenis permainan olahraga tradisional SUMPITAN. Kondisi lapangannyapun kami upayakan memenuhi kelima jenis cabang olahraga tradisional ini.

Pembukaan Invitasi Olahraga Tradisional se Jawa Timur ke 4 Tahun 2016 ditandai dengan pemukulan Gong dan pelapasan balon udara. Wakil Bupati Tuban didampingi Pejabat Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur dan beberapa pejabat Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tuban mengawali tanda dibukanya kegiatan ini adalah dengan memukul tiga kali berturut-turut Gong, setelah itu beliau menuju lokasi penyematan pelepasan balon udara dengan cara menggunting pita. Gemuruh tepuk tangan seluruh peserta dan penonton yang pada saat itu memadati area lapangan Rangga Jaya Anoraga Kabupaten Tuban. Terutama pada saat pelepasan balon udara sangat meriah tepuk tangan semua pengunjung sampai dengan balon udara keatas dan meninggalkan area lapangan.




Pelaksanaan kegiatan berlangsung sangat meriah dan berjalan lancar sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Di awali dengan pertandingan permainan olahraga tradisional Hadang, Sumpitan (Exibition) dan Dagongan. Permainan Hadang menggunakan dua lapangan, sedangkan dagongan, egrang dan terompah panjang menggunakan satu lapangan. Setelah Exibition Sumpitan selesai, maka tepat pukul 11.00 Wib perlombaan permainan olahraga tradisional egrang dan terompah panjang dimulai. Kegiatan berlangsung hingga pukul 15.00 selesai secara keseluruhan dan setelahnya langsung dilaksanakan Upacara Penghargaan Pemenang (UPP).

Pada saat pelaksanaan pertandingan Hadang perebutan Final juara 3 dan 4, juara 1 dan 2 disaksikan oleh Kepala Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur, Bapak Drs. Supratomo, M.Si. Beliau menyempatkan bisa hadir setelah mendampingi Bapak Gubernur Jawa Timur pada kegiatan di Kota Malang. Kehadiran beliau tepat pada saat pertandingan Hadang pertebutan juara 3 dan 4. Selanjutnya beliau juga melihat pertandingan perebutan juara 1 dan 2 antar Regu Hadang Kota Surabaya dan Kabupaten Nganjuk. Kedua regu Hadang ini memang layak memasuki babak final perebutan juara 1 dan 2. Sejak awal mereka bertanding sudah menunjukan permainan yang memiliki strategi yang sangat luar biasa.

Setiap lawan yang bertemu dengan kedua regu Hadang ini, tidak mampu mengumpulkan nilai lebih dari 10 point. Sedangkan kedua regu Hadang ini selalu mengalahkan lawan bertandingnya dengan score di atas 130 point. Regu Hadang Kota Surabaya sebelum masuk ke babak final perebutan juara 1 dan 2, sudah mengalahkan regu Hadang Kabupaten Sidoarjo dengan score kemenangan yang juga sangat fantastic di atas 100 point. Begitu pula dengan Kabupaten Nganjuk, sebelum masuk ke babak perebutan final juara 1 da 2 bertemu dengan regu Hadang Kabupaten Bojonegoro. Pada akhirnya, kedua regu ini bertemu di babak final perebutan juara 1 dan 2. Kedua regu Hadang putrid begitu semangatnya untuk mengalahkan satu dengan yang lainnya. Rasa semangat ini timbul tidak hanya dorongan hanya ingin menjadi juara saja, tetapi juga ingin menunjukkan permainan dan strategi terbaiknya di hadapan Bapak Kepala Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur. Permainan Hadang putri berakhir dengan kemenangan Regu Hadang Putri Kota Surabaya, dan secara otomatis regu Hadang Kabupaten Nganjuk harus puas pada posisi juara 2.

Sebelum memberikan penghargaan kepada seluruh pemenang, Drs, Supratomo, M.Si memberikan arahan sekaligus menutup pelaksanaan Invitasi Olahraga Tradisional se Jawa Timur ke 4 Tahun 2016. Kontingen Olahraga Tradisional Kota Surabaya mendominasi peroleh medali pada semua nomor yang diperlombakan. Hanya satu nomor permainan yang lepas dari genggaman Kota Surabaya, yaitu untuk permainan olahraga egrang. Pemain kedua ketika hampIr mendekati garis penggantian pemain sempat terjatuh dan dinyatakan diskualifikasi oleh Hakim garis.


HASIL INVITASI OLAHRAGA TRADISIONAL
SE JAWA TIMUR KE IV TAHUN 2016











Kamis, 05 Mei 2016

DISPORA Kota Surabaya Melaksanakan TM Lomba Bentengan Tingkat SD dan SLTA se Surabaya 2016

Dispora Kota Surabaya, hari ini (3/5/2016), telah melaksanakan pertemuan teknik (Technical Meeting) Lomba Bentengan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK) se Surabaya Tahun 2016. Hari ini Selasa tanggal 3 Mei 2016 mulai pukul 13.00 s/d 17,15 Wib bertempat di Aula Stadion Gelora 10 Nopember Jl. Tambaksari Surabaya hadir secara langsung Kepala Bidang Olahraga Rekreasi, Kepala Seksi Olahraga Tradisional dan Umum Dinas Pemuda dan Olahraga (DISPORA) Kota Surabaya, dan seluruh panitia serta seluruh Wasit/Juri Olahraga Tradisional Bentengan yang akan bertugas selama berlangsungnya perlombaan selama empat hari mulai dari tanggal 9 s/d 12 Mei 2016 di Lapangan THOR Surabaya. Sebenarnya, Dispora Kota Surabaya sudah menjadwalkan pelaksanaan Lomba Olahraga Tradisional Bentengan SD dan SLTA se Surabaya Tahun 2016 ini akan dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola Stadion Gelora 10 Nopember Surabaya bersamaan dengan berlangsungnya Lomba FUTSAL Usia 13 Tahun se Surabaya 2016. Namun pada akhirnya menjadikan bahan pertimbangan para pimpinan di Dispora Kota Surabaya, bila dua kegiatan itu dilaksanakan secara bersama akan berdampak tidak baik, keduanya saling mengganggu. Akhirnya diptuskan bahwa pe;laksanaan dipindahkan di Lapangan Sepak Bola THOR Surabaya. Pada hari ini, Dispora Kota Surabaya melaksanakan kegiatan pertemuan teknik ini dengan tujuan memberikan penjelasan permainan dan peraturan lomba, penilaian, serta teknik pelaksanaan sistem perlombaan, yang diakhiri pengundian peserta.

Dispora Kota Surabaya sebagai penyelenggara, mengundang seluruh calon peserta keseluruh Sekolah Dasar dan SLTA se Surabaya, adapun terget jumlah regu yang diharapkan dalam pelaksanaan tahun ini adalah sebanyak 100 regu. Namun kenyataannya yang sudah mendaftar dan hadir pada pelaksanaan technical meeting hari ini (3/5/2016) adalah sebanyak 146 regu, yang terdiri dari 49 regu putra dan 39 putri dari Sekolah Dasar dan sedangkan peserta Sekolah Lanjutan Atas adalah sebanyak 31 regu putra dan 27 regu putri. Jumlah ini sudah sangat menggembirakan dan melampaui target peserta yang diharapkan. Hal ini juga dapat diartikan bahwa pelaksanaan Pelatihan Olahraga Tradisional Bentengan yang telah dilaksanakan pada bulan Februari 2016 oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surabaya sangat berhasil.

Kepala Bidang Olahraga Rekreasi Dispora Kota Surabaya, Bapak Ir. Arief Setiapurwanto sedikit memberikan arahan pada pelaksanaan technical meeting tersebut dan menyampaikan juga permohonan maaf bahwa tempat pelaksanaan harus pindah ke Lapangan Sepak Bola THOR, yang semula akan dilaksanakan di Stadion Gelora 10 Nopember Surabaya. Setelah memberikan beberapa arahan dan semangat kepada peserta, beliau kemudian langsung membuka secara resmi pelaksaaan pelaksanaan kegiatan. Setelah itu, acara dilanjutkan penyampaian pedoman secara umum pelaksanaan lomba oleh Kepala Seksi Umum dan Olahraga Tradisional Dispora Kota Surabaya, Bunda Indah panggilan akrabnya. Beliau menyampaikan peraturan secara umum terkait dengan batasan usia, ketentuan seragam, dan menganjurkan kepada seluruh peserta wajib hadir pukul 06,00 Wib untuk mengikuti Upacara Pembukaan, mengingat bahwa pada pelaksanaan Lomba Bentengan tersebut Ibu Walikota Surabaya, Ibu Dr. (H.C.) Ir. Tri Rismaharini M.T, berkenan untuk membuka secara langsung. Jadi tidak hanya peserta dari Sekolah Dasar saja tetapi juga termasuk peserta dari Sekolah Lanjutan Atas (SMA/SMK) untuk wajib hadir. Selain itu, Bunda juga menyampaikan bahwa apabila ada peserta yang kurang siap dalam permainan ini dan ingin mengundurkan diri sebaiknya pada saat Technical Meeting hari ini bisa disampaikan, agar segala sesuatu yang sudah dipersiapkan tidak menjadikan mubazir. Ada hal yang sangat penting selalu beliau ingatkan, yaitu hendaknya seluruh peserta wajib hadir pada pelaksanaan upacara pembukaan. Walaupun peserta untuk kategori SLTA perlombaannya baru akan dimulai pada tanggal 11 Mei 2016 tetapi menjadi kaharusan hadir pada pelaksanaan acara pembukaan tersebut. Sebelum mengakhiri arahannya, beliau menambahkan bahwa semua peraturan permainan yang telah ditetapkan pada pelaksanaan technical meeting ini menjadi acuan dalam pelaksanaannya besok di lapangan dan bagi peserta Bentengan yang tidak hadir dalam pelaksanaan technical meeting ini tidak akan ditanggapi apabila melakukan protes kepada wasit dan hakim garis.

Penjelasan secara teknik terkait dengan peraturan permainan olahraga tradisional "Bentengan" ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Umum KOTI (Komunitas Olahraga Tradisional Indonesia) Jawa Timur, Ir. Biasworo Adisuyanto Aka, MM dan didampingi Wakil Ketua I KOTI Jawa Timur, I Wayan Sudarma, S.Pd. Beberapa hal yang disampaikan adalah sebagai berikut :
(1) Jumlah peserta dalam satu regu (2) wajib menggunakan seragam (3) ukuran area permainan (4) aturan permainan (5) Mekanisme pergantian pemain (6) Penulisan nama regu dalam form sheet score (7) Kapten regu wajib menggunakan tanda (8) Penilaian dan penentuan pemenang (9) peraturan terkait dengan hukuman dan sanksi yang diberikan kepada pemaian. Semua pertanyaan dari peserta dapat dijawab dan diselesaikan dengan baik yang pada akhirnya menjadikan kesepakatan bersama untuk ditetapkan sebagai peraturan permainan pada saat lomba nantinya. Acara terakhir pada pelaksanaan technical meeting ini adalah pelaksanaan drwawing penetapan urutan pemain dengan cara pengundian, dan dipimpin secara langsung oleh I Wayan Sudarma, S.Pd., MM sampai dengan pukul 17.15 Wib.





Komunitas Penggerak Olahraga Rakyat Asli Budaya Anak Indonesia

Penulis :
Drs. Chairul Umum (Sekretaris Jenderal KOTI Pusat)

Bukan anak-anak namanya kalau tidak suka bermain. Ada saja tingkahnya yang sering buat kita gemes melihatnya. Anak dahulu dengan sekarang sama saja tak ada bedanya, tetap juga anak-anak. Yang membedakan adalah zamannya. Komunitas Olahraga Tradsional Indonesia (KOTI) setiap tahunya menyelenggarakan pesta dolanan anak. Kegiatan yang terinspirasi dari peringatan Hai Anak Internasional. Dimaknai sebagai kepedulian bangsa Indonesia terhadap perlindungan dan pemenuhan hak anak Indonesia agar tumbuh dan berkembang secara optimal. Dolanan anak bukan hanya sekedar kumpul dan bermain. Sejatinya, setiap permainan tradisional yang dimainkan mengajarkan banyak perihal kehidupan. Dolanan seperti cublak cublak suweng, congklak, gobak sodor, bakiak, dan bermacam-macam permainan lainnya mengajarkan tentang sportifitas, mengatur strategi dan taktik, keimanan, kepribadian, kecerdasan, keterampilan, olahraga, olahrasa, olah pikir.

Kegiatan yang akan berkumpulnya anak-anak untuk bermain permainan tradisional ini akan diisi berbagai zona. Ada zona edukasi, pameran, hingga pasar alat permainan tradisional. Sangkin banyaknya permainan olahraga tradisional asli Bangsa Indonesia pada acara ini KOTI menggandeng Sobat Budaya, komunitas yang sedang berupaya melestaikan budaya tradisional Indonesia dengan GERAKAN SEJUTA DATA BUDAYA (GSDB) untuk mengembangkan perpustakaan Digital Budaya Indonesia, sebagai tujuan utama Sobat Budaya menjaga keaslian budaya Indonesia.

Pesta dolanan anak pada puncak akan diadakan di GOR Ciracas Jakarta Timur tanggal 22 - 24 Juli 2016 untuk level nasional. Pre Event Pesta Dolanan Anak akan dimulai di Grand Mall Bekasi tanggal 24 April 2016. Menurut Sekretaris Jenderal Choirul Umamm agenda ini akan dilaksanakan ntensif roadshow dari Mall ke Mall hingga acara puncaknya di GOR Ciracas Jakarta Timur. Walaupun berlokasi di Mall, Pesta Dolanan Anak tetap tidak meninggalkan arnanya. Pola Kampoeng (kampung) tetap melekat dengan permainan tradisional anak-anak Indonesia. Kampoeng Dolanan Anak ini merupakan ini salah satu destinasi wisata buatan, dimana adanya pertukaran informasi mengenai permainan tradisional dan budaya, agar tidak hilangnya kearifan lokal bangsa kita pada generasi masa kini. Berdasarkan pengamatan Sporto, Dolanan Anak pada tahun yang lalu yang diselenggarakan di Mall Kramat Jati Jakarta Timur bersebelahan dengan Timezona yang serba mesin. Sebuah paradoks, namun nyata. Masih Umam menjelaskan, permainan tradisional anak Indonesia memiliki filosofi tersendiri. "Hom Pim Pah Alaiyum Gambreng" bermakna melatih sikap bermusyawarah yang tinggi untuk menerima kesepakatan. Perainan Bentengan, Bakiak atau Terompah Panjang adalah permainan yang tanpa disadari mengajarkan si Anak dalam konteks team work.


KOTI berharap kegiatan tahunan ini berjalan sukses dan diprediksi akan dihadiri anak pelajar Bekasi dan Jakarta sebanyak 1000 anak. Sponsorship juga menurut KOTI masih dibuka lebar untuk menyukseskan acara yang penuh makna ini. Dalam hal lain, Olahraga Tradisional juga akan dipentaskan pada ajang Olahraga Rekreasi Tingkat Dunia TAFISA Games 2016 dimana Indonesia akan menjadi Tuan Rumah dari target 110 Negara peserta yang akan meramaikan.

KOTI Pusat Menggelar Focus Group Discution 2016

Penulis :
Biasworo Adisuyanto Aka
ditulis di Jakarta Timur, 19 Maret 2016

Komunitas Olahraga Tradisional Indonesia (KOTI) mengadakan Focus Group Discussion tentang Pola Pengembangan Olahraga Tradisional di Indonesia pada tanggal 19 Maret 2016 di Stadion GOR Ceras Jakarta Timur. Diharapkan dari FGD ini dapat menghasilkan rumusan dan langkah strategis dalam rangka mengangkat harkat dan martabat olahraga tradisional. Dimulai acara ini, pemberian sambutan yang disampaikan oleh Ketua Umum KOTI, Bapak Suherman, S,Sos. Disampaikan bahwa hadirnya peserta FGD menjadi wujud rasa cinta kita terhadap Olahraga Tradisional. Dilengkapi dengan penyampaian prolog dari Sekretaris Jenderal Choirul Umam, yang menyatakan bahwa "Olahraga Tradisional adalah merupakan kearifan lokal disetiap daerah yang harus dijaga dan dilestarikan", atas dasar cinta dan kesadaran pengurus KOTI Pusat sepakat untuk mengangkat isu Nasional yang dimana akan menjadi fokus dalam satu sampai dua tahun kedepan.

Ketua Umum KOTI Suherman, S,Sos menggunakan
baju abu abu Seragam KOTI, disebelah kanan Kepala Bidang Olahraga
Tradisional Kemenpora RI, Bp. Arman menggunakan
kemeja Abu abu gelap (tengah)
Focus Group Discussion yang dihadiri oleh Ketua Umum KOTI Pusat, Suherman, S,Sos, Kepala Bidang Olahraga Tradisional Kemenpora RI, Bapak Arman, perwakilan KOTI Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta berlangsung sangat seru dan menarik. Menariknya diskusi kali ini dikarernakan masing-masing berbagi kegiatan yang telah dilakukan oleh setiap provinsi. Provinsi Jawa Timur yang diwakili oleh Biasworo Adisuyanto Aka selaku KOTI Jawa Timur menyampaikan bahwa Jawa Timur, khususnya Kota Surabaya punya banyak pengalaman yang bisa di shere kan dalam FGD tersebut. Kompetisi dan beberapa kegiata pelatihan yang sering dilaksanakan Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surabaya menjadikan konsep pembangunan olahraga tradisional di Kota Surabaya berjalan sangat baik. Bahkan kegiatan lomba-lomba yang dilaksanakan di Kota Surabaya, diawali pelaksanaannya dari tingkat Kecamatan-kecamatan dan berakhir pada pelaksanaan tingkat Kota Grand Finalnya. Konsep yang dibangun oleh Dispora Kota Surabaya ini melahirkan kerjasama sponsorship yang sangat luar biasa. Secara otomatis, kegiatan yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat kecamatan sampai tingkat kota bahkan Jawa Timur ini melahirkan semangat bagi seluruh masyarakat untuk ikut melestarikan olahraga tradisional ini secara baik. Olerh sebab itu, apabila KOTI Pusat berkenan melahirkan bentuk kegiatan sebagai ikon nasional dalam bentuk "Pekan Olahraga Tradisional Tingkat Nasional (POTNAS) dapat dilaksanakan secara baik, maka seluruh komponen bangsa akan terfokus pada pengembangan olahraga tradisional ini secara serempak.

Berbeda dengan Jawa Timur, Provinsi Jawa Barat pun punya sisi pengalaman yang sangat luar biasa dalam pembinaan, pengembangan, dan pelestarian olahraga teradisional di Jawa Barat, yaitu telah berhasil melakukan pengembangan akat sumpitan menjadi lebih bernilai ekonomis dan mudah digunakan. "di Jawa Barat khususnya Kota Bandung untuk olahtraga tradisionasl di gunakan sebagai sarana meningkatkan partisipasi masyarakat" begitu kata Pak Asep dari perwakilan KOTI Jawa Barat.


Kekuatan luar biasa akan dihimpun oleh 4 (empat) provinsi yang hadir pada pelaksanaan FGD pagi tadi. Empat cabang olahraga tradisional yang selama ini selalu diperlombakan akan dikaji dan dikembangkan agar kedepannya bisa menjadi salah satu cabang olahraga prestasi, yaitu untuk jenis HADANG. Masing-masing daerah akan berusaha untuk membuat perlombaan yang berjenjang dari tingkat Kecamatan hingga provinsi, yang selanjutnya pada tahun 2017 nanti InsyaAllah tepatnya dibulan Mei 2017, Komunitas Olahraga Tradisional Indonesia (KOTI) akan membuat sebuah pesta olahraga tradisonal berskala nasional sebagai bentuk hasil kesepekatan bersama dalam FGD KOTI 2016 di GOR CERAS Jakarta Timur pagi tadi dan event tersebut diberi nama "Pekan Olahraga Tradisional Nasional, atau disingkat dengan nama "POTNAS".



Olahraga Tradisional Bentengan Menjadi Pilihan DISPORA Kota Surabaya Untuk Digelar SD dan SLTA Se Surabaya Tahun 2016

Penulis :
Biasworo Adisuyanto Aka
Narasumber :
Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surabaya

Permainan "Bentengan" atau benteng-bentengan merupakan jenis olahraga tradisional yang sangat digemari sebagai permainan mengisi waktu luang anak-anak pada masa waktu yang lalu. Permainan olahraga tradisional ini sudah hampir punah dan tidak menjadi pilihan permainan bagi anak-anak pada masa sekarang ini. Mendengar sebutan "benteng" terbersit pemahaman dalam pemikiran kita sebuah bangunan tembok yang sangat kokoh, sangat tebal dan kuat, serta dikelilingi parit-parit yang sangat lebar. Membawa kita kemasa jaman kerajaan, dan di dalam benteng tersebut terdapat sejumlah pasukan dengan kelengkapan perangnya dan berpakaian seragam lengkap. Pada setiap sudut dan gang-gang benteng terlihat hilir mudik beberapa orang prajurit yang sedang bertugas jaga.

"Bentengan" dalam permainan olahraga tradisional ini bukan merupakan bangunan kokoh pada jaman kerajaan dulu, tetapi menjadi bagian modifikasi yang terinspirasi dengan kondisi pada jaman kerajaan tersebut. Sejarah perkembagan permainan benteng ini tidak diketahui dengan pasti, yang jelas sejak masa anak-anak dan dimasa generasi kakek dan nenek permain ini sudah dikenal, digemari dan dimainkan oleh rakyat. Menurut  data-data yang diperoleh bahwa permainan yang hampir bersamaan dengan permainan ini ada juga di daerah lainnya seperti   di :
1. Propinsi Lampung nama permainannya, main benteng,gamit tikam,
2. Propinsi Jambi namanya merebut benteng
3. Propinsi Kalimantan Tengah namanya tawanan
4. Propinsi NTT namanya hakdiuk lise
5. Propinsi Bengkulu namanya sekejar
6. Daerah Khusus Ibu Kota Jakata namanya "Benteng"

Bahwa sesungguhnya bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghormati, mengagumi kebudayaannya sendiri serta dapat pula mengembangkan dan melestarikannya. Hal ini tidak dapat kita pungkiri, sebagaimana yang pernah kita baca dan mempelajari sejarah bangsa-bangsa yang terbesar di dunia, kebudayaanya akan mercerminkan nilai bangsanya. Oleh sebab itu Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surabaya menyadari pentingnya tetap menjaga dan melestarikan semua jenis permainan olahraga tradisional sebagai aset bangsa. Keinginan kuat Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surabaya untuk tetap menjaga dan melestarikan semua permainan olahraga tradisional tersebut adalah dengan memberikan motivasi kepada Warga Kota Surabaya dengan melalui sebuah even perlombaan.

Menyadari bahwa olahraga asli/tradisonal merupakan kekayaan budaya yang berharga yang perlu kita kembangkan dan lestarikan dalam rangka memelihara tata nilai kehidupan bangsa. Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surabaya akan menggelar kegiatan "Lomba Benteng Bentengan Pelajar se Surabaya" yang rencanya akan dilaksanakan pada tanggal 9 s/d 12 Mei 2016 di Lapangan Sepak Bola Stadion 10 Nopember, Jl. Tambaksari Surabaya. Kategori peserta pada lomba benteng bentengan ini adalah pelajar Sekolah Dasa (SD) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) se Surabaya. "Kegiatan pada tahun ini hanya untuk SD dan SMA negeri maupun swasta mengingat bahwa untuk kategori SMP sudah diperlombakan pada tahun 2015 yang lalu. Saat ini lebih dikhususkan kepada pelajar SD dan SMA" kata Bunda Indah nama panggilan akrab salah satu pejabat yang menangani Olahraga Tradisional di Kota Surabaya. Beliau adalah Kepala Seksi Olahraga Tradisional Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surabaya, Indah Sriutami, SE, MM.

Persiapan sudah dilakukan dengan baik, dan direncanakan Bunda Indah akan mengumpulkan seluruh Wasit/Juri olahraga tradisional Benteng Bentengan ini pada tanggal 20 April 2016. Pada pertemuan tersebut dengan tujuan utama sebagai upaya penyegaran dan kelengkapan data persyaratan pemenuhan kelengkapan sertifikat. Setelah pertemuan tersebut, Bunda Indah juga sudah menjadwalkan pelaksanaan Technical Meeting (TM)/pertemuan teknik yaitu pada tanggal 3 Mei 2016 pukul : 13.00 Wib di Aula Stadion Gelora 10 Nopember Surabaya.

SEMOGA SUKSES & LANCAR !!!

Kamis, 24 Juli 2014

Perminan HADANG

Hadang adalah permainan olahraga tradisional yang tidak mempergunakan alat apapun sebagaimana permainan tradisional sebelumnya. Olahraga tradisional hadang dimainkan secara beregu, baik putera maupun puteri. Jumlah anggota regu sebanyak 8 orang, terdiri dari 5 orang sebagai pemain inti dan 3 orang selebihnya sebagai pemain cadangan.  Ada sedikit perbedaan pada permainan olahraga tradisional ini, selain dikenal oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia. Namun yang membedakan dengan permainan olahraga tradisional lainnya adalah pada permainan ini tidak hanya dilakukan sebagai permainan untuk dilombakan pada acara peringatan kemerdekaan Republik Indonesia pada bulan Agustus atau peringatan hari jadi Kabupaten atau Kota saja, tetapi juga sering dilakukan sebagai pengisi waktu senggang.

AREA HADANG
Permainan olahraga tradisional hadang ini dapat dibuat di ruangan terbuka (stadion, lapangan terbuka, halaman rumah, lapangan, atau jalan raya bila memungkinkan) maupun tertutup (gedung olahraga, gedung pertemuan). Sebaiknya arena yang akan dipergunakan memiliki permukaan yang datar atau rata. Bentuk area Hadang merupakan area petak persegi panjang lapangan 15 meter dan lebar 9 meter. Kemudian area tersebut dibagi 6 (enam) petak dengan ukran masing-masing 4,5 meter x 5 meter. Pinggir lapangan sebaiknya dibuat jangan dari tali (plastik atau tampar), namun sebaiknya diberi tanda dengan kapur saja. Hal dilakukan untuk menghindari kemungkinan buruk dari salah satu peserta yang terkait tali dan akan mencederai. Garis perminan ditandai dengan garis selebar 5 cm, dan upayakan pembuatan garus tersebut tidak muda luntur atau hilang.

Untuk membedakan regu satu dengan regu lainnya, setiap regu diwajibkan memakai kostum seragam bernonor dada dan punggung dengan ukuran 15 cm x 20 cm, dari angka 1 s.d. 8. Kapten regu diberi tanda khusus pada lengan kanan atas berbentuk pita berwarna melingkar. Lamanya permainan Hadang ini adalah 2 X 15 menit dan diberi waktu istirahat selama 15 menit. Pelatih atau Tim Manajer diperkenankan mengajukan time out. Time out diberikan kepada masing-masing regu 1 (satu) kali, dan masing-masing mendapat jatah 1 (satu) menit. Ketika pelaksanaan time out, jam dimatikan dan dicatat posisi masing-masing pemain. Setelah time out selesai, posisi masing-masing pemain seperti sebelum diberlakukan time out.

Pemenang dalam permainan Hadang ini ditentukan dari besarnya nilai yang diperoleh salat satu regu. Setelah permainan berakhir 2 X 15 menit. Penetapan nilai diambil dari setiap pemain yang berhasil melewati garis depan sampai dengan garis belakang diberi nilai satu, dan pemain yang juga berhasil melewati garis belakang sampai dengan garis depan diberi nilai satu. Apabila, terjadi nilai sama setelah waktu yang ditetapkan 2 X 15 menit, maka diberikan waktu perpanjangan selama 10 menit (2 X 5 menit) tanpa diberi waktu istirahat. Tetapi bila masih sama juga, maka pemenang ditentukan berdasarkan hasil undian.

Selamat Berolahraga......

Permainan EGRANG

Olahraga tradisional merupakan permainan asli rakyat sebagai aset budaya bangsa yang memiliki unsur olah fisik tradisional. Permainan rakyat yang berkembang cukup lama ini perlu dilestarikan, karena selain sebagai olahraga hiburan, kesenangan, dan kebutuhan interaksi sosial, olahraga ini juga mempunyai potensi untuk meningkatkan kualitas jasmani bagi pelakunya.

Olahraga tradisional semula tercipta dari permainan rakyat sebagai pengisi waktu luang. Karena permainan tersebut sangat menyenangkan dan tidak membutuhkan biaya yang sangat besar, maka permainan tersebut semakin berkembang dan digemari oleh masyarakat sekitar. Permainan ini dilakukan dan digemari mulai dari anak-anak sampai dengan dewasa, sesuai dengan karakter permainan yang dipakai. Beberapa permainan rakyat yang sudah cukup dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia dan menjadi olahraga tradisional adalah seperti egrang, terompah panjang, patok  lele, gobak sodor (hadang), sumpitan, gebuk bantal, gasing, lari balok, tarik tambang, benteng, dagongan, panjat pohon pinang, sepak raga, lomba perahu, lompat batu nias, karapan sapi, dan lain-lain.

Olahraga tradisional merupakan salah satu peninggalan budaya nenek moyang yang memiliki kemurnian dan corak tradisi setempat. Indonesia dikenal memiliki kekayaan budaya tradisional yang sangat beraneka ragam. Namun seiring dengan semakin lajunya perkembangan teknologi di era globalisasi ini, kekayaan budaya tradisional semakin lama semakin tenggelam. Semuanya mulai tenggelam seiring dengan pengaruh budaya asing, maraknya permainan playstation, game watch, computer game, dsb.

Tenggelamnya budaya permainan tradisional tersebut tentunya merupakan suatu keprihatinan bagi kita semua. Jika generasi saat ini tidak berusaha melestarikan maka lambat laun budaya tradisional akan semakin tenggelam dan suatu saat akan punah, sehingga identitas bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berkebudayaan tinggi akan hilang.

Penyebab tenggelamnya budaya tradisional tersebut tentunya terdiri dari berbagai macam, seperti :
Ø  Kurangnya sosialisasi olahraga tradisional kepada masyarakat;
Ø  Tidak adanya minat masyarakat untuk menggali kekayaan tradisional;
Ø  Tidak ada minat melombakan secara berjenjang, berkelnajutan, dan berkesinambungan.

Egrang adalah permainan tradisional yang mempergunakan bambu dengan ukuran tertentu sebagai alat mengadu kecepatan dengan menempuh jarak yang telah ditentukan. Permainan ini sudah cukup dikenal oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia dan sering dilombakan pada acara peringatan kemerdekaan Republik Indonesia pada bulan Agustus.

Permainan egrang dilakukan oleh anak-anak, remaja, dewasa dengan tujuan pengisi waktu luang, bermain dan meningkatkan kemampaun motorik. Manfaat yang akan dirasakan oleh pelaku perminan ini adalah kegembiraan, kualitas kebugaran, dan bersosialisasi. Alat terbuat dari sepasang bambu bulat, masing-masing bambu memiliki ukuran  panjang + 2,5 m dan memiliki diameter antar 6 s.d 9 Cm. Pada ukuran 50 Cm dari bawah, dibuat tempat berpijak kaki yang rata.

Permainan tradisional egrang ini sering dilakukan di lapangan berumput, di stadion, atau tanah dataran. Yang terpenting kondisi lapangan yang dipergunakan untuk perlombaan permainan ini datar dan luas. Jumlah lintasan dibuat sesuai dengan kondisi ukuran area yang dipergunakan. Untuk lebih meriahnya perminan ini, sebaiknya lintasan yang dipergunakan minimal sebanyak tiga lintasan. Apabila dapat dibuat lebih dari itu, akan lebih baik dan meriah. Masing-masing lintasan dengan ukuran lebar 1 s.d 1,5 meter dan panjang 50 meter.

Pemenang dalam permainan tradisional egrang ini ditentukan berdasarkan kecepatan waktu. Waktu yang diambil adalah kaki terakhir melewati garis finish. Agar dalam pelaksanaan kegiatan permainan ini berjalan baik, maka ditetapkan beberapa hal sebagai berikut :
1)     Peralatan Peserta
a.      Sepesang bambu dengan ukuran tinggi 2,75 meter dan diameter bawah minimal 2 dim (5 cm), tinggi pijakan kaki adalah 50 cm;
b.      Area Egrang dilapangan rumput atau tanah padat, dengan batasan lintasan yang dibuat dari kapur atau tali raffia, sepanjang 50 meter dan masing-masing lintasan dengan lebar 1,5 meter

2)     Peralatan Wasit/Juri
a.      Dua buah bendera untuk masing-masing juri lintasan dengan warna merah dan hijau;
b.      Stopwatch;
c.      Peluit;
d.      Scorepad

3)     Peraturan Permainan
a.      Peserta Egrang terdiri dari 3 pemain putra;
b.    Peserta harus menggunakan seragam team masing – masing Kabupaten/Kota dengan nomor punggung 1 s/d 3;
c.      Peserta diperkenankan membawa peralatan sendiri dengan ketentuan menggunagan bahan dari bamboo dengan ukuran ketinggian maksimal 2,75 m. Jarak penompang kaki dari bamboo terbawah adalah 50 cm, sedangkan diameter bamboo minimal 2 dim (tidak boleh kurang);
d.      Start dibelakang garis dan posisi peserta masih berada di bawah (belum naik);
e.      Berjalan sesuai dengan lintasan masing- masing;
f.       Masing-masing orang dalam satu regu wajib menempuh jarak 50 m, sehingga jumlah total jarak tempuh untuk masing-masing regu adalah sepanjang 150 m;
g.      Sebelum pergantian pemain, pemain dan Egrangnya harus seluruhnya melewati garis;
h.      Pemain berikutnya menunggu di luar garis, tidak diperkenankan masuk dalam arena lomba;
i.       Dinyatakan sebagai Pemenang apabila pemain ketiga lebih dahulu melewati garis finish;
j.       Dinyatakan diskualifikasi jika:
-      Egrang menyentuh garis lintasan;
-      jika kaki peserta menyentuh tanah (peserta jatuh);
-      Egrang tidak memenuhi ukuran sebagaimana ketentuan persyaratan;
-      Pergantian pemian dilakukan sebelum melewati garis batas.
  

4)     Peran dan tanggung Jawab Wasit/Juri dan petugas Permainan Egrang
a.        Wasit
1.        Memberikan arahan terkait dengan bentuk aktivitas yang tidak diperkenankan dilakukan oleh semua peserta kepada semua ketua regu sebelum permainan dimulai;
2.        Mengontrol kesiapan juri garis dan petugas pencatat waktu (petugas stopwatch);
3.     Memberikan aba-aba kesiapan dan dimulainya permainan ini, dengan memberikan tanda peluit (aba-aba : bersedia, siap, priiiit);
4.        Menghentikan permainan, bila ada yang mencuri start.
b.        Juri
1.        Wajib membawa bendera merah dan hijau;
2.        Memberikan tanda kesiapan peserta, dengan mengangkat bendera hijau;
3.   Memberikan tanda pelanggaran peserta, dengan mengangkat bendera merah (mengikuti peserta dari arah belakang);