Kamis, 12 September 2013

Permainan Panjat Pinang Termasuk Olahraga Tradisional

(sebuah pendapat, yang pernah ditulis Tahun 2013)
Penulis :
BIasworo Adisuyanto Aka

Pertanyaan FORMI Kabupaten Jember yang pernah dilontarkan beberapa waktu yang lalu kepada FORMI Jawa Timur, terkait dengan pelaksanaan permainan Panjat Pinang yang sudah menjadi budaya dan selalu dilaksanakan setiap tahun di Kabupaten Jember. Yang menjadi pertanyaan FORMI Kabupaten Jember adalah “Apakah permainan panjat pinang ini termasuk olahraga tradisional ?”. Ini pertanyaan menarik yang sebelumnya FORMI Jawa Timur juga tidak pernah menelusuri dan tidak memiliki data jenis permainan panjat pinang ini secara baik. Secara logika, permainan ini sangat memenuhi kaidah kebugaran jasmani, maka bila permainan ini di masukan ke dalam kategori olahraga rekreasi sangat memenuhi ketentuan. Tetapi bila kita tanyakan bahwa permainan ini kategori tradisional atau tidak, hal ini perlu ada penelusuran sejarah.

Kita mengetahui bahwa hampir semua rakyat Indonesia pasti tahu dengan kegiatan ini. Lebih semaraknya ketika mendekati peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan 17 Agustus dan sesudahnya, banyak masyarakat melaksanakan permainan panjat tebing. Selain asyik untuk ditonton, juga para pemainnya dapat menikmati kegembiraan dalam upaya memanjat pohon pinang ini dengan susah payah untuk dapat meraih hadiah. Hadiah diletakkan pada ujung atas, sedangkan pohon pinang yang dipanjat diluluri sesuatu agar pohon pinang menjadi licin dan sulit untuk dipanjat. Semakin sulit dipanjat, permainan ini semakin asyik dan ramai. Kegiatan ini selain untuk melengkapi kemeriahan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia, juga sebagai bentuk menanamkan rasa semangat kemerdekaan kepada para remaja dan masyarakat umum.

Namun banyak juga yang beranggapan bahwa permainan panjat pinang ini ternyata punya sejarah yang kelam di Indonesia. Bahkan muncul dalam sebuah sinetron Para Pencari Tuhan karya Deddy Mizwar, yang memunculkan adegan dialog menolak permainan panjat pinang untuk dimasukan pada acara peringatan 17 Agustusan, dengan alasan bahwa permainan ini bukan asli permainan rakyat Indonesia tetapi permainan bangsa Belanda. Tidak hanya itu, yang lebih ekstrimnya lagi bila kita baca tulisan pada Wikipedia yang meriwayatkan permainan panjat pinang berasal dari jaman Belanda. Permainan ini diadakan oleh orang Belanda ketika mempunyai acara hajatan besar, seperti pada pelaksanaan acara pernikahan, dan lain-lain. Pada pelaksanaan acara pernikahan ini, orang Belanda memberikan kesempatan kepada orang pribumi untuk turut serta dalam perayaan pernikahan, yaitu dengan cara membagi-bagi hadiah. Ketertarikan orang pribumi pada acara ini karena ada hadiah yang diperebutkan, biasanya berupa bahan makanan, gula, keju, dan terkadang juga pakaian. Namun demikian, tindakan yang dilakukan orang Belanda tidak sekedar memberikan bingkisan hadiah kepada semua orang pribumi yang berkerumun, tetapi harus melalui rintangan, dan rintangan yang dibuat tidaklah mudah ditaklukkan bagi orang pribumi. Bahkan, banyak orang pribumi yang tidak dapat mengambil dan menerima hadiah diperebutkan. Tetapi justru berdampak kepada penderitaan dan rasa sakit pada sekujur tubuhnya. Ketika itu rasanya mustahil orang pribumi mampu mengambil hadiah-hadiah tersebut yang diletakan di puncak sebuah pohon pinang. Pohon pinang yang dipergunakan juga sangat tinggi, selain itu juga dilumuri minyak licin atau oli. Kondisi yang tidak terlatih dalam memanjat dengan kondisi licin tersebut mengakibatkan banyak yang berjatuhan, bahkan tidak sedikit yang mengalami cidera. Kondisi memanjat yang sulit ini terkadang diabaikan oleh orang pribumi, mereka hanya megandalkan ambisi untuk dapat meraih barang-barang yang diletakan di atas pohon pinang, karena mereka berharap apabila barang-barang tersebut mampu mereka ambil akan sangat membantu melanjutkan kehidupan sehari-hari.

Sulitnya orang pribumi memanjat dan meraih hadiah yang terletak di atas pohon pinang tersebut menjadi tontonan yang menarik bagi orang Belanda. Dengan suka ria mereka tertawa dan bergembira serta bersorak-sorak ketika ada orang pribumi tidak berhasil dan bahkan terjatuh. Sebgaian orang menganggap bahwa permainan panjat pinang ini merupakan bentuk permainan orang Belanda untuk melecehkan orang pribumi. Tetapi bila kita mengambil sisi positifnya dari permainan ini tentunya tidak menganggap bahwa permainan ini adalah untuk melecehkan orang pribumi, tetapi justru makna yang terkandung dalam permainan ini yang harus ditangkap adalah sisi positifnya. Sisi positif yang tertuang dalam permainan ini sangat banyak, diantaranya adalah beberapa hal sebagai berikut :
1.    Bentuk permainan panjat tebing ini bila ditata secara baik dalam aturan permainannya akan berdampak positif untuk meningkatkan kebugaran dan menghilangkan kejenuhan akibat aktivitas rutin yang dilakukan seseorang;
2.    Walaupun permainan panjat pinang ini diperkenalkan olah orang Belanda, tetapi  sudah menjadi permainan orang pribumi cukup lama, yaitu sejak nenek moyang semasa penjajahan Belanda. Turun temurun permainan ini sangat disukai, karena sudah ditemukan cara memanjat yang baik sehingga permainan ini mempunyai cara untuk mendapatkan hadiah yang terpasang di atas pohon pinang;
3.  Makna yang terkandung dalam permainan ini sangat mendalam, yaitu bahwa untuk mendapatkan kesuksesan dalam meraih setiap pekerjaan sangat diperlukan strategi, kebersamaan, kekuatan, kekompakan, keuletan, dan koordinasi. Agar memiliki semua komponen yang dibutuhkan tersebut tentunya dibutuhkan konsep pembelajaran peningkatan sumber daya manusianya melalui bentuk pelatihan.

Melihat dari permasalahan tersebut penulis dapat menarik kesimpulan bahwa permainan panjat tebing ini dapat dikategorikan sebagai olahraga tradisional. selain tumbuh dan berkembang secara baik dimasyarakat sudah sejak nenek moyang kita semasa penjajahan orang Belanda, tetapi juga permainan ini sudah menjadi tradisi daerah ter tentu yang selalu melaksanakan kegiatan ini setiap tahun.

Senin, 09 September 2013

FORMI Jatim Sukses Gelar Kejurnas Taiji Quan & Kejuaraan Terbuka Wushu Yunior 2013

Penulis          : 
Biasworo Adisuyanto Aka
Narasumber : 
FORMI Jawa Timur, Jl. Kayon No. 56 Surabaya

Surabaya - Orrekjatim, Pelaksanaan “Kejuaraan Nasional Taiji Quan & Kejuaraan Terbuka Wushu Junior 2013” telah berakhir hari minggu tanggal 08 September 2013 tepat pukul 17.10 wib di Atrium lt. 2 Lenmarc Mall Jl. Bukit Darmo Bolevard Surabaya. Kejuaraan ini ditutup oleh Wakil Ketua Pengprov. Wushu Indonesia Jawa Timur, Drs. Pujianto. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan terima kasih kepada Ketua Umum FORMI (Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia) Jawa Timur, Drs. Suparman, M.Si. yang juga hadir pada saat acara penutupan berlangsung. Kegiatan ini sangat membantu program pembinaan Pengprov. WI Jawa Timur, selain sebagai wahana evaluasi juga memberikan kesempatan yang banyak kepada atlet Kota Surabaya dan Jawa Timur untuk menunjukan kemampuannya kepada atlet provinsi lain. Drs. Pujianto menambahkan dalam sambutannya, bahwa kegiatan ini sebaiknya dilaksanakan secara rutin setiap tahun sebagai wahana kompetensi bagi atlet Wushu di seluruh Indonesia dalam kemasan yang sangat baik. Pujianto menyampaikan bahwa tahun depan Pengprov. WI Jawa Timur akan lebih mendukung kegiatan ini jauh lebih baik lagi. Selain menyampaikan terima kasih kepada Ketua Umum FORMI Jawa Timur, Pujianto juga menyampaikan terma kasih kepada Ketua Panitia Penyelenggara, Thomas More Suharto. Atas kerjakerasnya dengan seluruh panitia, penyelenggaraan kejuaraan ini dapat dilaksanakan secara meriah dan mewah. Banyak sponsor yang mendukung kegiatan ini, walaupun tidak di dukung sedikitpun dari dana APD Pemerintah Provinsi Jawa Timur, tetapi kegiatan ini dapat terselenggara dengan baik. “Kegiatan ini tidak akan terselenggara seperti ini, bila Ketua Panitia dan seluruh jajaran kepanitiaannya tidak berbuat maksimal” kata Pujianto dalam sambutannya. “Pak Thomas dan seluruh unsur kepanitiaannya dan dalam koordinasi FORMI Jawa Timur, telah mampu menjalin kerjasama dengan berbagai sponsor”, “Tanpa tangan dingin Pak Thomas, belum tentu kegiaan ini berjalan demikian baiknya” tambah Pujianto dalam sambutannya.

Turut hadir dalam acara pembukaan, selain dari unsur Wushu Indonesia juga hadir Ketua Umum dan Sekretaris Umum FORMI Jawa Timur serta beberapa pengurus FORMI Lainnya yang terlibat dalam kepanitiaan. Kepala Bidang Olahraga Rekreasi DISPORA Kota Surabaya, Yudha Satria juga hadir sampai dengan acara penutupan berakhir. Kegiatan “Kejuaraan Nasional Taiji Quan & Kejuaraan Terbuka Wushu Junior 2013” ini telah berlangsung mulai tanggal 5 – 8 September 2013 di Atrium lt. 2 Lenmarc Surabaya.

Kejuaraan nasional ini merupakan pelaksanaan yang pertama kalinya oleh FORMI Jawa Timur. Betuk kegiatan berskala nasional ini menjadi pengalaman pertama bagi pengurus FORMI Jawa Timur. Sebelumnya, kegiatan FORMI Jawa Timur hanya berskala daerah di Jawa Timur. Ini merupakan terobosan dan keberanian pengurus FORMI Jawa Timur untuk melaksanakan kegiatan besar berskala nasional. “FORMI Jawa Timur sampai dengan sekarang belum punya anggaran tetap dan belum mampu membantu biaya pelaksanaan kepada organisasi olahraga rekreasi yang ingin mengadakan kegiatan” kata Drs. Suparman, M.Si Ketua Umum FORMI Jawa Timur. “Seperti kegiatan kejuaraan nasional ini, FORMI Jawa Timur tidak memberikan apa-apa kepada panitia pelaksana, tapi saya bersyukur dan menyampaikan terima kasih kepada panitia penyelenggara yang mampu mencari dukungan biaya melalui sponsorship” kata Suparman disela-sela acara penyerahan medali kepada pemenang. “Biaya keseluruhan penyelenggaraan didapat dari dukungan sponsorship dan pendaftaran peserta” kata Suparman. Menyadari kondisi keuangan FORMI Jawa Timur yang belum disikapi secara baik oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagaimana KONI Jawa Timur, maka pengurus FORMI Jawa Timur berupaya menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan dan perguruan tinggi di Jawa Timur.

Kegiatan kejuaraan Nasional Taiji Quan dan Kejuaraan Terbuka Wushu Yunior, mendapat dukungan fasilitas venues dari Lenmarc Mall Surabaya secara penuh. Mulai dari tempat perlombaan, sound system, kursi dan meja, Medali pemenang, piagam penghargaan serta piala tetap, semua didukung penuh oleh Lencmarc Mall Surabaya. Sedangkan konsumsi panitia selama pelaksanaan juga di dukung sponsorship.

KONTRA VERSI SEPUTAR PELAKSANAAN KEJUARAAN TERBUKA WUSHU

Kejuaraan Terbuka Wushu Yunior 2013 merupakan bagian yang tidak terpisah dengan pelaksanaan Kejuaraan Nasional Taiji Quan 2013. Kedua kegiatan tersebut  merupakan rangkaian kegiatan yang menjadi satu pelaksanan dalam kendali kegiatan FORMI Jawa Timur. Banyak masyarakat menilai tentang pelaksanaan kegiatan yang diselenggarakan FORMI (Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia) Jawa Timur beberapa waktu yang lalu tersebut, tepatnya tanggal 5 – 8 September 2013 di Atrium lt. 2 Lenmarc Mall Jl. Bukit Darmo Bolevard Surabaya, khususnya pada pelaksanaan “Kejuaraan Terbuka Wushu Yunior 2013”. Ada yang menilai positif bahwa FORMI Jawa Timur telah berhasil dengan baik dalam melaksanakan kegiatan ini, terutama dari hampir seluruh peserta menyatakan puas dan penyelenggaraan event FORMI Jawa Timur ini tidak mengecewakan. Karena selain seluruh juri/wasit mempunyai kompetensi di bidangnya secara baik, juga semua juri/wasit mendapatkan rekomendasi dan penunjukan dari Pengprov. WI Jawa Timur dan PB. Wushu Indonesia. Padahal cabang olahraga “Wushu” bukan menjadi ranah kewenangan pembinaan dalam wadah FORMI Jawa Timur, tetapi FORMI Jawa Timur mampu menyelenggara kan kegiatan ini dengan baik dan sukses.

Tanggapan negatife juga muncul dari sebagian kalangan olahraga, khususnya mereka-mereka yang tergabung sebagai pelaku olahraga prestasi. Tidak hanya itu, beberapa pengurus KONI dan beberapa karyawan Dispora pun menanyakan keabsahan penyelenggaraan kejuaraan Wushu tersebut yang Banyak masyarakat mengetahui, bahwa “Wushu” merupakan cabang olahraga prestasi yang telah memiliki organisasi resmi dan menjadi anggota Komite Olahraga Nasional Indonesia sejak cabang olahraga “Wushu” dipertandingkan di Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XV tahun 2000 di Jawa Timur, dengan nama “Wushu Indonesia”. Walaupun sebelumnya, cabang olahraga “Wushu” sudah dimunculkan pada pelaksanaan PON XIV/1996 di Jakarta, tetapi masih exhibition dan belum menjadi pertandingan yang diperhitungkan medalinya.

Mereka menganggap tidak selayaknya FORMI Jawa Timur menyelenggarakan sebuah event cabang olahraga “Wushu”, karena bukan menjadi kewenangan pembinaan. FORMI Jawa Timur seyogyanya tidak menyelenggarakan “Kejuaraan Terbuka Wushu” yang seharusnya menjadi ranahnya KONI. Bahkan, ketika FORMI Jawa Timur mengajukan surat rekomendasi kepada Ketua Umum Pengprov. WI Jawa Timur awalnya tidak diproses, namun dengan adanya pendekatan dan penyampaian tujuan pelaksanaan adalah membantu proses perkembangan pembinaan Wushu di Jawa Timur khususnya dan Indnesia pada umumnya, Pengprov. WI Jawa Timur pada akhirnya bersedia menerbitkan surat rekomendasi pelaksanaan kegiatan Kejuaraan  Terbuka Wushu 2013 yang menjadi bagian tidak terpisah dari pelaksanaan “Kejuaraan Nasional Taiji Quan 2013”.

Pertimbangan Pengprov. WI Jawa Timur mengijinkan FORMI Jawa Timur melaksanakan Kejuaraan  Terbuka Wushu pada pelaksanaan Kejuaraan Nasional Taiji Quan dan Kejuaraan Terbuka Wushu Yunior tahun 2013” adalah sebagai berikut :
1.     FORMI Jawa Timur melakukan proses mekanisme penyelenggaraan secara benar, yaitu dengan mengajukan permohonan surat rekomendasi pelaksanaan kepada Pengprov. WI Jawa Timur dan PB. Wushu Indonesia. Jangankan FORMI Jawa Timur yang mempunyai legalitas organisasi dari Pemerintah Pusat, event organization (EO) pun dapat menyelenggarakan kegiatan serupa dengan catatan mendapatkan rekomendasi dari induk orgaisasi cabang olahraga terkait (tertuang dalam UU No. 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional). Jadi tidak punya alas an yang kuat bila Pengprov. WI Jawa Timur melarang;
2.     Kegiatan tersebut sangat menguntungkan dan membantu dari sisi pembinaan skala daerah dan nasional;
3.     Melibatkan Pengprov. WI Jawa Timur dan PB. Wushu Indonesia dalam menentukan dan menugaskan wasit/juri pertandingan;
4.     Peraturan pertandingan yang akan diterapkan sudah memenuhi prosedur keabsahan peraturan yang diberlakukan “Wushu Indonesia”.

Dengan lebih mengedepankan proses pembinaan, pada akhirnya pelaksanaan “Kejuaraan Nasional Taiji Quan & Kejuaraan Terbuka Wushu Yunior 2013” berjalan sukses. Jawa Timur…….. Jaya Luar Biasa !!!

“Membangun Kebersamaan Menuju Prestasi Gemilang”, dari kebersamaan kita berharap akan melahirkan sebuah prestasi gemilang untuk Indonesia…….. tercinta.

Jumat, 06 September 2013

PEMBUKAAN KEJURNAS TAIJI QUAN 2013

Janji Atlet & Wasit
Acara Pembukaan Kejurnas Taiji Quan & Kejur Terbuka
Wushu Junior 2013
Orrekjatim, Walaupun sempat menjadikan persiapan pelaksanaan “Kejuaraan Nasional Taiji Quan & Kejuaraan Terbuka Wushu Junior 2013” mendapatkan kritikan dari berbagai kalangan dunia olahraga. Khususnya, dari kalangan olahraga prestasi yang menyalahkan kegiatan ini diselenggarakan oleh FORMI Jawa Timur, yang dilihat dari sisi kewenangannya hanya membina olahraga rekreasi. Namun acara ini mampu digelar secara baik oleh FORMI Jawa Timur, diawali dengan pelaksanaan pembukaan yang meriah di Atrium lt. 2 Lenmarc Surabaya. 


Kepala Bidang Pengem
Drs. Abd. Haris R, MM
Kabid. Pengembangan
Olahraga Rekreasi
bangan Olahraga Rekreasi DISPORA Provinsi Jawa Timur, Drs. Abd. Haris Ramadhan, MM mewakili Kepala Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur membuka secara resmi acara tersebut pada hari Kamis tanggal 5 September 2013 siang hari mulai pukul 14.00 s.d. 16.00 wib. Kemudian acara dilanjutkan di rumah kediaman Ibu Walikota Surabaya, yaitu acara Welcome Party, penyambutan Pejabat Pemerintah Kota Surabaya kepada seluruh atlet dan official peserta “Kejuaraan Nasional Taiji Quan & Kejuaraan Terbuka Wushu Junior 2013”

Drs. SUPARMAN, M.Si.
Ketua Umum FORMI Jatim
Kemeriahan acara pembukaan, selain dihadiri pejabat pemerintahan juga hadir komunitas olahraga rekreasi dan pengurus FORMI Jawa Timur. Sejumlah 368 atlet dari 39 sasana perwakilan 9 provinsi di Indonesia mengikuti defile peserta semakin mewarnai dan memeriahkan acara pembukaan “Kejuaraan Nasional Taiji Quan & Kejuaraan Terbuka Wushu Junior 2013”. Setelah defile peserta, acara pembukaan diisi dengan berbagai acara sambutan dan diakhiri dengan acara tambahan berupa penampilan Barongsai dan berbagai demonstrasi pertunjukan jurus-jurus Taiji oleh beberapa atlet dari gabungan sasana di Kota Surabaya.

Kegiatan “Kejuaraan Nasional Taiji Quan & Kejuaraan Terbuka Wushu Junior 2013” ini akan berlangsung mulai tanggal 5 – 8 September 2013 di Atrium lt. 2 Lenmarc Surabaya. Panitia sangat berharap, keberhasilan pada pelaksanaan acara pembukaannya mewarnai keberhasilan lainnya, khususnya pada pelaksanaan perlombaan Taiji Quan dan Wushu Junior keesokan harinya hingga selesai.